Lonely and Pathetic

 


Usia saya saat ini termasuk yang nanggung di kantor (kantor saya maksudnya). Tidak terlalu muda, tidak tua, juga sulit dikategorikan mature dan berpengalaman urusan pekerjaan. Apalagi kalau dilihat dari urusan posisi, saya tentu saja masuk yang nanggung atau malah pencilan. Bukan level staf pelaksana, tapi diantara sesama ketua kelompok (anggaplah demikian), saya paling hijau dan minim pengalaman.

Sudah hampir 2 tahun saya menjalani amanah ini. Somehow, tahun ke-2 ini terasa lebih sepi dan menyedihkan. Berada di kategori yang nanggung-nanggung itu membuat saya tidak masuk ke grup WA staf (padahal beberapa diantaranya relatif sebaya) dan belum bisa terlibat banyak di pergosipan dengan para senior. 
Satu hal lagi yang membuat saya merasa distant, adalah bahwa beberapa orang di kantor melihat kesukaan membaca buku adalah hal yang tidak umum. Dalam beberapa kali candaan, kalimat-kalimat seperti "hiburan kok baca buku", "ngajak jalan-jalan kok ke perpustakaan" membuat saya bertanya-tanya, "saya memang semembosankan itu ya?". 

On the other side, mungkin saya kesepian karena saya adalah ibu baru, tidak bisa gampang pergi kesana kemari apabila diajak, tidak fleksibel dinas luar kota juga. Tapi setelah dipikir-pikir, saya orangnya memang tidak terlalu extroverted. Sayalah yang memutuskan tidak terlibat ini itu karena memang saya menyimpan energi untuk hal-hal yang lebih penting. Lagian, kemana-mana bersama-sama is not my thing now. It was, but now it has changed. 

Setiap kali saya merasa sendirian dan menyedihkan, saya coba mengingatkan diri sendiri bahwa di sini adalah tempat bekerja. Relasi profesional saya dengan teman-teman di kantor tidak ada masalah. Seharusnya tidak apa-apa. 
Energi yang terbatas dikelola dan ditujukan ke yang penting-penting saja. Belum tentu apabila saya ikut-ikutan begini begitu lantas saya tidak lagi merasa sendirian dan menyedihkan. Lagi pula, siapa tahu orang lain sebenarnya juga merasakah hal serupa? 

Everything would be fine, Neti. 

Di meja kerja,
30 November 2022




CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar

Back
to top